Difraksi
Cahaya
A.
Hari, tanggal
Senin, 29
Oktober 2012
B.
Jenis Percobaan
Difraksi
C.
Tujuan Percobaan
Menentukan
panjang gelombang sinar polikromatis.
D.
Alat dan Bahan
·
Senter
|
·
Cermin
cembung
|
·
Kisi
difraksi
|
·
Filter
cahaya
|
·
Mistar
·
Raybox
|
·
Celah
·
Layar
|
E.
Dasar Teori
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya
monokromatik menjadi cahaya polikromatik (merah, jingga,
kuning,hijau,biru,nila, dan ungu) yang disebabkan oleh perbedaan indeks bias
dari komponen-komponen warna. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun
dari bermacam-macam warna cahaya.Cahaya ungu memiliki indeks bias terbesar dan
cahaya merah memiliki indeks bias terkecil.
Disfraksi adalah peristiwa lenturan gelombang
cahaya yang terjadi ketika gelombang cahaya melewati celah sempit. Difraksi
cahaya dapat terjadi jika cahaya melalui celah tunggal. Difraksi pada celah
tunggal dapat mengakibatkan pola difraksi Franhoufer.
Menurut prinsip Huygens tiap bagian celah berlaku sebagai sumber gelombang.
Cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian
lainnya.
Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang
dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna), selain akan mengalami
peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil
interferensi menghasilkan pola warna pelangi.
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan
dibelokkan dengan sudut belok θ. Pada layar akan
terlihat pola gelap dan terang.Pola gelap dan terang akan terjadi bila
mengalami peristiwa interferensia.
Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang
cahaya sehingga membentuk gelombang cahaya baru. Interferensi cahaya terjadi
ketika dua gelombang cahaya datang bersamaan pada suatu tempat. Dua gelombang
tersebut dapat berinterferensi jika :
a. Kedua sumber
cahaya koheren, yaitu keduanya harus memiliki beda fase selalu tetap dan
memiliki frekuensi yang sama.
b. Kedua gelombang
cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama
Macam-macam
interferensi cahaya :
1. Interferensi pada celah ganda
2.
Interferensi minimum
3.
Interferensi maksimum
4. Interferensi pada lapisan tipis
Seberkas cahaya sejajar yang mengenai celah
sempit yang berada di depan layar, maka pada layar tidak terdapat bagian yang
terang dengan luas yang sama dengan luas celahnya, melainkan terdapat terang
utama yang kanan kirinya dikelilingi garis atau pita gelap dan terang secara
berselang-seling. Peristiwa ini disebut difraksi. Suatu alat optik yang terdiri
dari banyak sekali celah sempit pada jarak yang sama disebut kisi.
Apabila sebuah sinar tegak lurus mengenai
sebuah kisi maka akan timbul difraksi. Difraksi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhoffer. Disebut difraksi
Fresnel jika jarak layar kisi relatif dekat dan disebut difraksi Fraunhoffer
jika jarak layar kisi relatif jauh. Difraksi Fraunhoffer dapat juga terjadi
walaupun layar tidak jauh letaknya, dengan cara meletakkan sebuah lensa positif
dibelakang kisi dan layar diletakkan pada titik api lensa tersebut.
Jika jarak antara dua celah yang beraturan
(konstanta kisi) d dan sinar yang digunakan adalah monokromatis dengan panjang
gelombang maka disuatu tempat pada layar akan terang apabila dipenuhi persamaan
:
Keterangan :
d
= jarak antara kedua celah (m)
n
= orde difraksi (1,2,3,....)
= sudut deviasi sinar yang dialami setelah
melewati kisi
panjang gelombang (m)
Apabila sinar yang digunakan polikromatis maka
terjadilah garis spektrum yang letaknya satu sama lain berdampingan dengan
warna yang bermacam-macam tergantung pada panjang gelombangnya.Dengan
menggunakan metode triangulasi maka besarnya dapat diperoleh dengan mengukur
jarak kisi ke layar dan jarak antara garis spektrum dan terang utama.
- Difraksi Cahaya
pada Kisi
Kisi adalah celah sempit yang dibuat dengan
menggores sebuah lempengan kaca dengan intan. Sebuah kisi dapat dibuat 300
sampai 600 celah setiap 1 mm. pada kisi, setiap goresan merupakan celah. Sebuah
kisi memiliki konstanta yang menyatakan banyaknya goresan tiap satu satuan
panjang, yang dilambangkan dengan d, yang juga sering dikatakan menjadi lebar
celah. Dalam sebuah kisi, lebar celah dengan jarak antara dua celah sama
apabila banyaknya goresan tiap satuan panjang dinyatakan dengan N.
Pada sebuah kisi yang disinari cahaya yang
sejajar dan tegak lurus kisi, dan di belakang kisi ditempatkan sebuah layar,
maka pada layar tersebut akan terdapat garis terang dan gelap, jika cahaya yang
dipakai dalah monokromatik. Kemudian akan terbentuk deretan spektrum warna jika
cahaya yang digunakan sinar putih (polikromatik).
Garis gelap dan terang atau pembentukan
spektrum akan lebih jelas dan tajam jika lebar celahnya semakin sempit atau konstanta
kisinya semakin banyak atau besar. Garis gelap dan terang dan spektrum tersebut
merupakan hasil interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi tersebut yang
jatuh pada layar titik atau tempat tertentu. Difraksi cahaya juga terjadi jika
cahaya melalui banyak celah sempit terpisah sejajar satu sama lain dengan jarak
konstan. Celah semacam ini disebut kisi difraksi atau sering disebut dengan
kisi.
Kisi difraksi merupakan alat untuk
menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi, yang
tersusun oleh celah sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang
sama (biasanya dalam orde 1.000/mm). Dengan menggunakan banyak celah,
garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih tajam.
Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya cm adalah N, maka
tetapan kisi d adalah:
F.
Tata Urutan Kerja
1.
Susunlah peralatan dengan urutan : senter –
filter – cermin cembung – celah – kisi – layar;
2.
Ukurlah jarak kisi ke layar (L);
3.
Ukurlah jarak dari terang pusat ke terang orde
pertama yang ada di sebelah kanan dan kirinya;
4.
Ulangi percobaan dengan cara mengubah jarak
kisi ke layar;
5.
Catatlah hasilnya di tabel pengamatan.
G.
Data Hasil
Pengamatan
Percobaan pertama
No
|
L (m)
|
d (m)
|
n
|
Yungu
|
Ykuning
|
Ymerah
|
||||||
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
||||
1
|
0,2
|
105
|
1
|
75.10-4
|
75.10-4
|
75.10-4
|
729.10-3
|
729.10-3
|
729.10-3
|
125.10-4
|
125.10-4
|
125.10-4
|
2
|
0,2
|
105
|
2
|
12.10-3
|
12.10-3
|
12.10-3
|
145.10-4
|
145.10-4
|
145.10-4
|
16.10-3
|
16.10-3
|
16.10-3
|
Percobaan
kedua
No
|
L (m)
|
d (m)
|
n
|
Yungu
|
Ykuning
|
Ymerah
|
||||||
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
||||
1
|
0,19
|
3.105
|
1
|
28.10-3
|
28.10-3
|
28.10-3
|
33.10-3
|
33.10-3
|
33.10-3
|
38.10-3
|
38.10-3
|
38.10-3
|
2
|
0,19
|
3.105
|
2
|
54.10-2
|
54.10-2
|
54.10-2
|
64.10-3
|
64.10-3
|
64.10-3
|
75.10-3
|
75.10-3
|
75.10-3
|
Percobaan ketiga
No
|
L (m)
|
d (m)
|
n
|
Yungu
|
Ykuning
|
Ymerah
|
||||||
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
kanan
|
kiri
|
Rata-rata
|
||||
1
|
0,1
|
6.105
|
1
|
15.10-3
|
15.10-3
|
15.10-3
|
18.10-3
|
18.10-3
|
18.10-3
|
2.10-3
|
2.10-3
|
2.10-3
|
2
|
0,1
|
6.105
|
2
|
29.10-3
|
29.10-3
|
29.10-3
|
35.10-3
|
35.10-3
|
35.10-3
|
42.10-3
|
42.10-3
|
42.10-3
|
|
H.
Kesimpulan
1.
Panjang gelombang spektrum warna merah lebih
besar dari pada spektrum warna hijau dan kuning.
2.
Semakin banyak orde maka panjang gelombang
semakin kecil karena orde berbanding terbalik dengan panjang gelombang sesuai
dengan persamaan :
I.
Daftar Pustaka
Supramono,
Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.
Sutrisno.
1983 Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Zaelani,ahmad.2006.
Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar