FREE WILLY
SINOPSIS
Aku
bisa mendapatkan semua yang aku inginkan, karna aku bisa kemana saja sesuai
yang aku inginkan. Dulu ibuku yang mengantarkan aku ke tempat ini. Awalnya itu
sangat mengerikan. Namun pada akhirnya semua bisa aku lakukan dengan baik. Aku
akan tetap bertahan di tempat ini sampai ibuku menjemputku kembali.
Siang
itu, aku merasa sangat lapar. Seperti biasa, aku mencari makan dengan cara
mencuri bersama teman-temanku senasip. Sialnya, ketika aku mau memakan hasil
curian itu, tiba-tiba polisi datang ingin menertipkan anak-anak sepertiku. Aku
berusaha melarikan diri dari kejaran polisi. Pada akhirnya aku harus berpencar
dengan teman-temanku. Aku menemukan tempat yang aman untuk sembunyi. Di tempat
itu, aku mencoret-coret tembok dengan seenaknya saja. Di tempat itu, aku
melihat seekor ikan paus yang sangat besar. Teman-temanku berhasil kabur, namun akulah yan
tertangkangkap oleh polisi itu. Dan aku diserahkan kepada ayahku.
Karena
ayahku ada pekerjaan di luar kota, aku di titipkan pada salah satu teman ayahku
yang kemudian menjadi orang tua angkatku. Aku di antarkan ayah ke tempat
temannya, yaitu Annie dan Jack. Aku tidak begitu senang dengan teman ayahku
itu. Sikapku sangat cue’ dengan mereka. Walaupun begitu, mereka sangat sayang
kepadaku.
Karena
tingkahku yang seenaknya saja mencorat-coret tembok pada waktu aku
dikejar-kejar polisi itu, aku harus menanggung akibatnya. Aku dituntut pemilik
tempat itu untuk membersihkan tempat yang telah aku corat-coret. Pada waktu aku
membersihkan tempat itu, aku melihat paus itu lagi.
Pak
Danniel, pengurus tempat itu berkata padaku,
“Jessie, kamu suka dengan paus
itu?”
“Iya pak, aku menyukai paus itu.”
Kataku.
“Sepertinya paus itu menyukaimu
Jess. Dia berperilaku baik terhadapmu. Padahal dia selalu memusuhi siapa saja
yang mendekat di dekat kolamnya, termasuk aku dan Jasmine pelatihnya.”balas pak
Danniel.
“Ku rasa aku juga mulai suka
dengan Willy, si paus itu.” Jawabku singkat.
Seiring
berjalannya waktu, aku dan Willy semakin akrab. Layaknya seorang teman,
walaupun Willy adalah seekor paus. Dari hari ke hari, Willy semakin membesar.
Dia membutuhkan tempat yang lebih luas lagi. Namun sayang, tuan Harry pemilik
Willy, tidak mau memperluas kolam Willy, sebelum Willy menghasilkan uang
untuknya.
Oleh
karena itu, aku dan Jasmine berusaha keras untuk melatih Willy agar Willyy bisa
menghibur semua orang sehingga tuan Harry mendapatkan uang. Usahaku dengan
Jasmine pun tak sia-sia. Akhirnya Willy bisa melakukan atraksi hebat. Dan tuan
Harry pun begitu senang. Tuan Harry akan mempersiapkan Willy untuk
mempertunjukkan kebolehannya di depan umum.
Ternyata,
banyak sekali yang berminat untuk melihat kebolehan Willy. Entah apa yang
terjadi, pada saat pertunjukan akan dimulai, Willy mengamuk. Aku tak tahu, apa
yan harus ku lakukan untuk mengatasi Willy yang sedang mengamuk. Aku merasa
gagal sebagai seorang pelatih sekaligus teman Willy.
Setelah
kejadian yang memalukan itu, ku coba mendekati Willy lagi. Namun Willy tak
seramah dulu lagi. Walaupun ku dekati, namun Willy semakin menjauh dariku. Aku
merasa sangat sedih.
Suatu
sore, aku diam-diam mengamati Willy. Terdengar dari kejauhan, Willy
mengeluarkan suara yang sama sekali tak dapat aku pahami. Ku lihat dari
kejauhan, beberapa ekor paus yang ada di laut juga melakukan hal yang sama
seperti yang Willy lakukan.
Karna
hari sudah hampir malam, aku bergegas untuk pulang ke rumah. Sasampainya di
rumah, aku masih memikirkan kejadian sore tadi. Aku mempunyai fikiran, apakah
beberapa ekor paus yang ada di laut tadi adalah keluarga Willy. Aku terus
memikirkan Willy. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri Willy.
Sesampainya
di sana, aku melihat bahwa kolam Willy bocor. Dengan segera aku menemui pak
Danniel dan Jasmine untuk mengatasi hal itu. Dengan tergesa-gesa aku menuju
kamar pak Danniel dan Jasmine untuk memberi tahunya. Kata Danniel, tuan Harry
lah yang sengaja memberi lubang pada kolam Willy karna asuransi kebocoran kolam
bernilai 1000 dollar.
“Kita harus membebaskan Willy ke
laut.” Kataku
“Dari dulu aku tidak suka dengan
rencana ini.” Balas pak Danniel
“Kasian Willy, di laut sana ada
keluarganya yang merindukan Willy.” Kataku
Akhirnya
Pak Danniel dan Jasmine mau membantuku untuk membebaskan Willy ke laut. Pada
malam itu juga kami berusaha membawa Willy ke laut. Namun sayang, ketika
sesampainya kami di laut, Tuan Harry pemilik Willy menghadang kami untuk
mengambil Willy kembali. Aku tidak mau menyerahkan Willy pada Tuan Harry. Aku
berusaha keras agar Willy bisa sampai di laut.
Akhirnya,
aku bisa membawa Willy ke laut. Setibanya di laut, Willy sama sekali tidak
bergerak. Padahal Tuan Harry bersama anak buahnya masih mengejar kami. Aku
berusaha membujuk Willy agar segera berenang ke tengah laut. Namun Willy tetap
tidak bergerak. Aku semakin takut. Pada akhirnya Willy bergerak juga. Aku
segera memberi aba-aba kepadanya agar segera berenang ke tengah laut.
Selamat
tinggal Willy. Aku sayang padamu. Semoga kita bisa bertemu pada lain waktu. . .
. . . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar