KERAJAAN SRIWIJAYA
Dalam
sejarah Indonesia terdapat suatu kerajaan kuno yang diketahui sebagai kerajaan
yang megah dan jaya, yang melambangkan kemegahan dan kejayaan bangsa Indonesia
di zaman dulu. Kerajaan itu ialah kerajaan Sriwijaya.
a. Lokasi
Kerajaan
Kerajaan
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan
bangsa Indonesia di masa lampau. Kerajaan Sriwijaya bukan saja dikenal di
wilayah Indonesia, tetapi dikenal hampir di setiap bangsa atau negara yang
berada jauh di luar Indonesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang
sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat
Malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat
menghubungkan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.
Dari
tepian sungai Musi di Sumatra Selatan, pengaruh kerajaan Sriwijaya terus meluas
yang mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat,
Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung
Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan
Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar pada
zamannya.
b. Sumber
Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang
mendukung keberadaan Kerajaan Sriwijaya berasal dari berita asing dan
prasasti-prasasti.
v Berita
Asing
Mengingat Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dengan
letak yang sangat strategis, banyak pedagang-pedagang asing yang datang untuk
melakukan aktivitas di Kerajaan Sriwijaya.
Berita asing tersebut antara lain sebagai berikut :
Ø Berita
Arab
Dari berita arab dapat
diketahui bahwa banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di
Kerajaan Sriwijaya. Bahkan di pusat Kerajaan Sriwijaya ditemukan
perkampungan-perkampungan orang-orang Arab sebagai tempat tinggal sementara.
Keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab
terhadap Kerajaan Sriwijaya seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa.
Ø Berita
India
Dari berita India dapat
diketahui bahwa raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan
raja-raja dari kerajaan yang ada di India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan
Chola.
Ø Berita
Cina
Dari berita Cina, dapat
diketahui bahwa pedagang-pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan
perdaggangan dengan pedagang-pedagang Cina yang sering singgah di Kerajaan
Sriwijaya untuk selanjutnya meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
v Berita
Dalam Negeri
Berita-berita dari dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti
yang dibuat oleh raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut sebagian
besar menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti itu antara
lain sebagai berikut :
Ø Prasasti
Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun
684M itu menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya dan bernama Dapunta Hyang membawa
tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwam (Jambi).
Ø Prasati
Telaga Batu
Prasasti ini menyebutkan
tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja
Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.
Ø Prasasti
Talang Tuwo
Prasasti berangka 684M itu
menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta
Hyang.
Ø Prasasti
Kota Kapur
Prasasti berangka tahun
686M. Itu menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menakhlukan Bumi
Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di
Pulau Bangka.
Ø Prasasti
Karang Berahi
Prasasti berangka tahun
686M itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan
Kerajaan Sriwijaya atas daerah itu.
Ø Prasasti
Ligor
Prasasti berangka tahun
775M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk mengusai
pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
Ø Prasasti
Nalanda
Prasasti ini menyebutkan
Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir
dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti
Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar
mengakui haknya atas Dinasti Syailendra. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa
Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan lima desa dari pajak untuk membiayai para
mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
c. Kehidupan
Politik
Dalam perkembangan sejarah
Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan Besar yang pernah membawa
kemegahan dan kejayaan bangsa Indonesia di masa lampau. Raja-raja yang berhasil
diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut :
1.
Raja Dapunta Hyang
Berita mengenai raja ini
diketahui melalui Prasasti Kedukan Bukit (684M). Pada masa pemerintahannya,
Raja Dapunta Hyang telah berhasil memperluas wilayah kekuasannya sampai ke
wilayah Jambi, yaitu dengan menduduki wilayah Minangatamwan. Sejak awal
pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan agar Kerajaaan
Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
2.
Raja Balaputra Dewa
Pada masa
pemerintahan Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaannya.
Pada awalnya, Raja Balaputra Dewa adalah raja dari Kerajaan Syailendra (Jawa
Tengah). Ketika terjadi perang saudara di Kerajaan Syailendra antara Balaputra
Dewa dan Pramodawardani (kakaknya) yang
dibantu Raka I Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami kekalahan.
Akibat kekalahan itu, Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan
Sriwijaya berkuasa Raja Dharma Setru (kakak dan ibu Raja Balaputra Dewa) yang
tidak memiliki keturunan, sehingga kedatangan Raja Balaputra Dewa di kerajaan Sriwijaya disambut baik. Kemudian,
ia diangkat menjadi raja.
Pada masa
pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Raja
Balaputra Dewa meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan rakyat
Sriwijaya. Di samping itu, Raja Balaputra Dewa menjalin hubungan dengan
kerajaan – kerajaan di luar wilayah Indonesia, terutama dengan
kerajaan-kerajaan di India, seperti Kerajaan Benggala (Nalanda) juga dengan
Kerajaan Chola. Bahkan pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya menjadi
pusat perdangan dan penyebarab agama Buddha di Asia Tenggara.
3. Raja
Sanggrama Wijayattunggawarman
Pada
masa pemerintahannya, Keerajaan Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan
Chola. Di bawah Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil
merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan.
Namun, pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Kerajaan Chola, Raja
Sanggrama Wijayattunggawarman dibebaskan kembali.
d.
Wilayah Kekuasan Kerajaan
Sriwijaya
Pada awal pertumbuhannya,
Kerajaan Sriwijaya nmengadakan perluasan wilayah kekuasasan ke daerah-daerah
sekitarnya. Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya
dipindah dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan
mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti, Bangka,Jambi Hulu
dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan
Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yang penting
seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagia Barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan
Kerajan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya
dan Tanah Genting Kra. Pendudukan terhadap Semenanjung Malaya bertujuan untuk
menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan terhadap Tanah
Genting Kra bertujuan untuk menguasai jalur perdagangan antara Cina dan India.
Tanah Genting Kra sering digunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari
perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di
pusat Kerajaan Sriwijaya.
Pada akhir abad ke-8M, Kerajaan
Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara,
baik melalui Selat Sunda maupun Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting
Kra.
Dengan wilayah kekuasaan itu,
Kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Laut terbesar di Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar