Rabu, 24 April 2013

kerajaan sriwijaya


KERAJAAN SRIWIJAYA

Dalam sejarah Indonesia terdapat suatu kerajaan kuno yang diketahui sebagai kerajaan yang megah dan jaya, yang melambangkan kemegahan dan kejayaan bangsa Indonesia di zaman dulu. Kerajaan itu ialah kerajaan Sriwijaya.
a.    Lokasi Kerajaan
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan bangsa Indonesia di masa lampau. Kerajaan Sriwijaya bukan saja dikenal di wilayah Indonesia, tetapi dikenal hampir di setiap bangsa atau negara yang berada jauh di luar Indonesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat Malaka pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubungkan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.
Dari tepian sungai Musi di Sumatra Selatan, pengaruh kerajaan Sriwijaya terus meluas yang mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara), Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar pada zamannya.
b.    Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang mendukung keberadaan Kerajaan Sriwijaya berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
v  Berita Asing
Mengingat Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dengan letak yang sangat strategis, banyak pedagang-pedagang asing yang datang untuk melakukan aktivitas di Kerajaan Sriwijaya.
Berita asing tersebut antara lain sebagai berikut :
Ø  Berita Arab
Dari berita arab dapat diketahui bahwa banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Sriwijaya. Bahkan di pusat Kerajaan Sriwijaya ditemukan perkampungan-perkampungan orang-orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab terhadap Kerajaan Sriwijaya seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa.
Ø  Berita India
Dari berita India dapat diketahui bahwa raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan yang ada di India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola.
Ø  Berita Cina
Dari berita Cina, dapat diketahui bahwa pedagang-pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdaggangan dengan pedagang-pedagang Cina yang sering singgah di Kerajaan Sriwijaya untuk selanjutnya meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
v  Berita Dalam Negeri
Berita-berita dari dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut sebagian besar menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti itu antara lain sebagai berikut :
Ø  Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 684M itu menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya dan bernama Dapunta Hyang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwam (Jambi).
Ø  Prasati Telaga Batu
Prasasti ini menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.
Ø  Prasasti Talang Tuwo
Prasasti berangka 684M itu menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang. 
Ø  Prasasti Kota Kapur
Prasasti berangka tahun 686M. Itu menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menakhlukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau Bangka.
Ø  Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka tahun 686M itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan Kerajaan Sriwijaya atas daerah itu.
Ø  Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk mengusai pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
Ø  Prasasti Nalanda
Prasasti ini menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Dinasti Syailendra. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan lima desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.

c.    Kehidupan Politik
Dalam perkembangan sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan Besar yang pernah membawa kemegahan dan kejayaan bangsa Indonesia di masa lampau. Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut :
1.     Raja Dapunta Hyang
Berita mengenai raja ini diketahui melalui Prasasti Kedukan Bukit (684M). Pada masa pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah berhasil memperluas wilayah kekuasannya sampai ke wilayah Jambi, yaitu dengan menduduki wilayah Minangatamwan. Sejak awal pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan agar Kerajaaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
2.    Raja Balaputra Dewa
Pada masa pemerintahan Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaannya. Pada awalnya, Raja Balaputra Dewa adalah raja dari Kerajaan Syailendra (Jawa Tengah). Ketika terjadi perang saudara di Kerajaan Syailendra antara Balaputra Dewa dan Pramodawardani (kakaknya)  yang dibantu Raka I Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami kekalahan. Akibat kekalahan itu, Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya berkuasa Raja Dharma Setru (kakak dan ibu Raja Balaputra Dewa) yang tidak memiliki keturunan, sehingga kedatangan Raja  Balaputra Dewa di  kerajaan Sriwijaya disambut baik. Kemudian, ia diangkat menjadi raja.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Raja Balaputra Dewa meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan rakyat Sriwijaya. Di samping itu, Raja Balaputra Dewa menjalin hubungan dengan kerajaan – kerajaan di luar wilayah Indonesia, terutama dengan kerajaan-kerajaan di India, seperti Kerajaan Benggala (Nalanda) juga dengan Kerajaan Chola. Bahkan pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdangan dan penyebarab agama Buddha di Asia Tenggara.
3.    Raja Sanggrama Wijayattunggawarman
Pada masa pemerintahannya, Keerajaan Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan Chola. Di bawah Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun, pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Kerajaan Chola, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman dibebaskan kembali.


d.    Wilayah Kekuasan Kerajaan Sriwijaya
Pada awal pertumbuhannya, Kerajaan Sriwijaya nmengadakan perluasan wilayah kekuasasan ke daerah-daerah sekitarnya. Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindah dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti, Bangka,Jambi Hulu dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagia Barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan terhadap Semenanjung Malaya bertujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan terhadap Tanah Genting Kra bertujuan untuk menguasai jalur perdagangan antara Cina dan India. Tanah Genting Kra sering digunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan Sriwijaya.
Pada akhir abad ke-8M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, baik melalui Selat Sunda maupun Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra.
Dengan wilayah kekuasaan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Laut terbesar di Asia Tenggara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar