Sabtu, 16 April 2016

Aku Rindu, Kamu Harus Tahu!

Hai Tuan, apa kabar? Baik-baik saja bukan? Ku harap kamu selalu baik-baik saja apapun kondisimu. Dini hari ini aku tak sendirian, ada Ari Lasso yang menemaniku dengan alunan lagu Hampa-nya. Entah kenapa dini hari ini aku ingin sekali menyapamu. Iya menyapamu melalui tulisan ini tentunya. Karna aku tak punya keberanian untuk menyapamu secara langsung. Ya walaupun aku tau kamu tak akan pernah membacanya, setidaknya aku bisa sedikit mengobati rasa rinduku yang telah mencapai ubun-ubun ini. HAHA bodoh sekali rasanya.
Tuan, aku dengar robotmu masuk tahap Regional II Kontes Robot Indonesia 2016. Selamat ya, semoga bisa sampai tahap akhir. Walaupun aku belum pernah melihat robot kebanggaanmu itu, tapi aku turut bahagia. Dulu kamu sering berceloteh tentang robotmu itu dan pastinya aku tak pernah mengerti dengan celotehanmu itu. Sebenarnya aku berharap kamu sendiri yang bercerita kepadaku tentang kontes robot itu. Namun aku tahu diri, siapa aku dan siapa kamu. Dan kenapa juga kamu harus bercerita kepadaku HAHA.
Kemarin malam aku keluar bersama senior-senior jurusanmu. Mereka bercerita tentang dosen mata kuliah Pengolahan Sinyal Digital-mu yang seketika aku langsung teringat denganmu. Kamu masih ingat Tuan, ketika kamu memintaku masuk ke kelas mata kuliah Pengolahan Sinyal Digital-mu hanya agar aku tahu betapa freak-nya dosen itu. Kamu selalu saja bercerita tentang dosenmu itu dengan gaya konyolmu ketika kita bertemu, dan tentu saja aku hanya bisa menertawakanmu. Kamu harus tahu, bahwa aku merindukan saat-saat seperti itu.
Hmmm sudah lama sekali kita tak bertemu dan berbincang-bincang. Bahkan aku sampai lupa kapan terakhir kali kita bertemu dan berbincang-bincang. Kamu tahu Tuan, beberapa hari yang lalu aku sempat melihatmu. Iya melihatmu dari kejauhan. Namun entah kenapa aku bisa tersenyum dengan hanya melihatmu dari kejauhan. Tuan, bisakah aku meminta satu hal padamu? Menolehlah padaku, meskipun tak ada niat untuk menyapa.
Tuan, aku rindu! Kamu harus tahu itu! Namun ini berat, biar aku saja yang menggungnya. Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa. Aku tak tahu harus bertahan berapa lama lagi. Aku tak tahu harus menunggumu berapa lama lagi. Namun, semakin lama, semakin kusadari, mencintaimu adalah ketololan yang seharusnya tak kulanjutkan. Aku mengerti, seharusnya dari awal aku tak memulai. Sesungguhnya, ini juga salahku, yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Semua terjadi begitu saja tanpa kusadari bahwa cinta mulai menyeretku ke arah yang mungkin saja tak kuinginkan. Sampai sekarang aku tak tahu dan tak mengerti kenapa harus kamu :(